klikFakta.com, Jepara — Pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Jepara dinilai belum sepenuhnya mampu menahan arus belanja wisatawan, terutama warga asing yang tinggal dan bekerja di daerah ini. Alih-alih membelanjakan uang di Jepara, wisatawan asing justru lebih banyak menghabiskan anggaran hiburan mereka di kota lain karena fasilitas pendukung yang dianggap masih minim.
Anggota DPRD Jepara dari Partai Demokrat, M. Latifun, menilai situasi tersebut tidak boleh dibiarkan terus berlarut. Menurutnya, Jepara memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata, tetapi belum digarap secara maksimal, terutama pada aspek hiburan dan atraksi wisata yang mampu memanjakan wisatawan.
“Pariwisata bukan hanya soal pantai dan pemandangan alam. Wisata itu juga tentang pengalaman hiburan yang lengkap. Kalau fasilitas hiburan terbatas, turis pasti memilih menghabiskan uangnya di luar Jepara,” ujar Latifun, Jumat (03/12/2025).
Ia menegaskan, Jepara memiliki garis pantai panjang, warisan budaya yang kuat, hingga keberadaan komunitas ekspatriat yang cukup besar. Namun, potensi tersebut belum diikuti dengan penyediaan fasilitas hiburan modern dan ramah wisatawan, mulai dari tempat rekreasi keluarga, pusat hiburan malam yang tertata, hingga ruang kreatif bagi anak muda.
Hiburan Bisa Dongkrak PAD Jepara
Lebih lanjut, M. Latifun menjelaskan bahwa sektor hiburan sebenarnya merupakan salah satu penopang penting dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Banyak daerah lain berhasil mengangkat pendapatan daerah melalui tata kelola hiburan yang profesional dan berbasis regulasi yang jelas.
“Kontribusi PAD bisa mencapai 40 persen dari penjualan sektor hiburan, tapi harus dikelola dengan tepat. Jangan buru-buru bangun yang besar tanpa kajian. Kita harus tahu dulu potensi mana yang benar-benar diminati wisatawan,” tambahnya.
Menurutnya, pemerintah dan pelaku usaha perlu menyiapkan konsep hiburan yang aman, tertata, serta memiliki standar pelayanan yang baik. Hal ini penting untuk menciptakan ekosistem wisata yang tidak hanya menarik, tetapi juga memberikan dampak ekonomi nyata bagi masyarakat.
Penguatan SDM Jadi Tantangan Serius
Selain infrastruktur hiburan, Latifun menyoroti kesiapan sumber daya manusia (SDM) Jepara. Sektor pariwisata, kata dia, membutuhkan tenaga kerja yang kompeten, terutama dalam kemampuan komunikasi dengan turis asing.
“Kemampuan bahasa asing pelajar kita masih rendah. Idealnya, ketika masuk SMA sudah punya dasar bahasa Inggris. Tiga tahun sekolah mestinya cukup untuk menjadikan mereka bisa berkomunikasi aktif,” tegasnya.
Ia berharap lulusan SMA atau SMK di Jepara nantinya mampu menjadi bagian dari industri pariwisata, mulai dari perhotelan, restoran, pelayanan wisata, hingga sektor ekspor yang juga membutuhkan SDM berwawasan internasional.
Jepara Bisa Lebih Hidup Secara Ekonomi
M. Latifun optimistis Jepara dapat berkembang menjadi daerah wisata yang lebih hidup secara ekonomi jika pengembangan infrastruktur wisata, penyediaan fasilitas hiburan, dan peningkatan kualitas SDM dilakukan secara bersamaan.
“Kemajuan itu hadir kalau kita siap menerima wisatawan dan pendatang. Mereka datang, belanja, dan ekonomi bergerak. Jepara sudah punya pantai indah, tinggal kita benahi fasilitas pendukung agar berdampak ekonomi nyata,” pungkasnya. (ADV)







