KlikFakta.com, KUDUS – Mahasiswa KKN Ajak Masyarakat Lestarikan Sejarah Desa. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) 018 UIN Sunan Kudus di Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, menggelar program kerja unggulan berupa pembuatan plang informasi sejarah. Plang tersebut berisi kisah lokal tentang tokoh Raden Ayu Dewi Nawangsi dan Raden Bagus Rinangku yang diyakini memiliki peran penting dalam sejarah desa setempat.
Pembuatan plang dilakukan secara gotong-royong oleh mahasiswa KKN bersama warga desa. Tujuan utamanya adalah melestarikan sejarah lokal agar generasi muda tidak melupakan jejak leluhur.
“Kami ingin menghadirkan nilai edukasi sekaligus memperkenalkan sejarah tokoh desa ini kepada masyarakat luas. Plang ini bisa menjadi media pembelajaran sekaligus sarana wisata edukatif,” ujar Koordinator KKN, M. Fani Chakim.
Kepala Desa Kandangmas, Bapak H. Shofwan, menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menilai, langkah mahasiswa KKN sangat bermanfaat untuk menjaga kearifan lokal sekaligus memperkuat identitas desa.
“Sejarah ini perlu dikenalkan kembali agar masyarakat, khususnya anak-anak muda, lebih mengenal asal-usul desanya. Kami berterima kasih kepada mahasiswa KKN yang sudah membantu mewujudkan hal ini,” ucapnya.
Adapun isi plang sejarah yang dipasang menceritakan perjalanan hidup Nyai Ayu Dewi Nawangsih dan Raden Bagus Rinangku. Dalam teks plang tertulis:
Nyai Ayu Dewi Nawangsih adalah murid dari Raden Umar Said (Sunan Muria), sedangkan Raden Bagus Rinangku adalah putra bangsawan Mataram, Ki Ageng Pandanaran. Keduanya merupakan santri Sunan Muria. Kepandaian dan ketampanan Raden Bagus Rinangku membuat Nyai Ayu Dewi Nawangsih jatuh cinta. Namun, Sunan Muria telah menjodohkan Nawangsih dengan santri lain asal Kajen, Pati.
Melihat hubungan keduanya semakin dekat, Sunan Muria berusaha memisahkan mereka dengan memberi berbagai tugas kepada Rinangku. Hingga pada akhirnya, ketika Nawangsih menyusul Rinangku di sawah, Sunan Muria memanah Rinangku hingga meninggal. Nawangsih yang memeluknya pun turut terkena panah hingga wafat.
Keduanya dimakamkan di Dukuh Masin. Peristiwa ini menggemparkan masyarakat dan keluarga bangsawan Mataram. Konon, prajurit Mataram yang diam membisu saat pemakaman dikutuk menjadi pohon jati yang mengelilingi punden. Hingga kini, kayu jati itu dipercaya hanya boleh digunakan untuk kepentingan punden.”
Plang tersebut kini dipasang di titik strategis desa yaitu punden Raden Ayu Dewi Nawangsih dan Raden Bagus Rinangku agar mudah dibaca oleh masyarakat maupun pengunjung. Warga berharap keberadaan plang ini menjadi pengingat sejarah dan sarana edukasi bagi generasi muda.
Dengan adanya program ini, mahasiswa KKN UIN Sunan Kudus tidak hanya menjalankan pengabdian masyarakat, tetapi juga ikut menjaga sejarah dan budaya lokal agar tetap hidup di tengah masyarakat.
Sejarah bukan sekadar cerita masa lalu, melainkan warisan berharga yang harus dijaga. Melalui plang ini, generasi muda diajak untuk mengenal, menghargai, dan melestarikan kisah leluhur agar nilai-nilai luhur tak hilang ditelan zaman.