Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Meraih Asa, Menjaga Cita: Pencegahan Pernikahan Dini dan Anak Putus Sekolah

KlikFakta.com, KUDUS – Rabu, 13 Agustus 2025, di bawah naungan langit biru yang cerah, aula MTs Matholi’ul Falah Dawe, Kudus, hari ini dipenuhi dengan gemuruh semangat dan harapan. Para mahasiswa KKN 018 Kandangmas UIN Sunan Kudus hadir membawa misi mulia: menabur benih kesadaran tentang pentingnya pendidikan dan bahaya pernikahan dini.

Acara sosialisasi ini menjadi jembatan emas yang menghubungkan dunia kampus dengan realitas di bangku sekolah. Sasaran utama adalah siswa kelas 9, para calon pemimpin masa depan, yang tengah berada di persimpangan jalan menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sosialisasi ini bertujuan membuka mata hati dan pikiran para remaja akan bahaya yang mengancam mimpi-mimpi mereka.

Siswa sangat antusias mendengarkan dan memperhatikan acara yang berlangsung. Dalam sesi pembuka, M. Fani Chakim menyampaikan, “Pernikahan dini bukanlah akhir dari sebuah cerita cinta, melainkan awal dari berbagai tantangan berat yang seringkali tidak siap kalian hadapi. Jangan gadaikan masa depan kalian hanya untuk sebuah keputusan yang tergesa-gesa”.

Suasana semakin khidmat saat narasumber utama, Hj. Farida, M.Sc., tampil di podium. Dengan tutur kata yang lembut namun penuh makna, ia membuka lembaran cerita kehidupan yang menghanyutkan.

Ibu Farida,”bukanlah sekadar pembicara, melainkan sosok ibu yang berbagi pengalaman dan ilmu dengan penuh kasih sayang. “Anak-anakku, masa remaja adalah masa keemasan, masa di mana kalian menanam benih-benih impian,” ujarnya, suaranya mengalun merdu. “Jangan biarkan benih itu layu sebelum mekar, jangan biarkan mimpi kalian terenggut oleh keputusan yang tergesa-gesa.”

Bu Farida menjelaskan secara gamblang tentang bahaya pernikahan dini, mulai dari risiko kesehatan, psikologis, hingga hilangnya kesempatan untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi. Beliau juga menekankan pentingnya peran orang tua dan sekolah sebagai benteng pelindung dari arus pergaulan yang negatif.

Di sesi kedua, Bunda Farida beralih pada isu krusial lainnya: pencegahan anak putus sekolah. Ia menuturkan bahwa pendidikan adalah pelita yang takkan pernah padam. Dengan pendidikan, setiap individu memiliki kekuatan untuk mengubah nasibnya dan nasib keluarganya.

“Sekolah adalah rumah kedua kalian. Di sini, kalian tidak hanya belajar matematika atau sains, tetapi juga belajar menjadi pribadi yang tangguh, berkarakter, dan berdaya saing,” tegasnya.

Para siswa terlihat antusias menyimak setiap kata yang diucapkan. Sebagian dari mereka mengangguk-angguk setuju, sementara yang lain sibuk mencatat poin-poin penting. Diskusi interaktif pun terjadi, di mana para siswa berani mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis seputar isu yang dibahas.

Sosialisasi ini ditutup dengan pesan yang mendalam: “Pendidikan adalah investasi terbaik bagi masa depan.” Kegiatan ini diharapkan tidak berhenti sebagai seremonial, melainkan menjadi pemicu kesadaran kolektif bagi seluruh warga sekolah, terutama para siswa kelas 9 yang sebentar lagi akan melanjutkan langkah ke jenjang yang lebih tinggi.

Pagi itu, di MTs Matholi’ul Falah, bukan hanya sosialisasi yang selesai, tetapi juga benih-benih kesadaran yang baru saja ditaburkan. Benih-benih itu kelak akan tumbuh menjadi pohon-pohon rindang, menaungi mimpi-mimpi besar para siswanya, dan menjanjikan masa depan yang lebih gemilang.

Share: