Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Mahasiswa UIN Sunan Kudus Resmi Memulai KKN Moderasi Beragama di Desa Kandangmas: Wujud Nyata Pemberdayaan dan Harmoni Keberagaman

Pembukaan kegiatan KKN oleh Kelompok 0018 KKN Moderasi Beragama (MB) dari UIN Sunan Kudus di Desa Kandangmas, terletak di Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Kamis (31/7/2025)

KlikFakta.com, KUDUS – Di balik lereng Gunung Muria yang megah, terbentang sebuah desa yang tak hanya menyimpan kesuburan tanah, tetapi juga kesuburan nilai, budaya, dan kerukunan. Desa itu bernama Kandangmas, terletak di Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Di desa inilah, Kelompok 0018 KKN Moderasi Beragama (MB) dari UIN Sunan Kudus menjejakkan kaki, membawa ilmu, cinta, dan niat suci untuk mengabdi.

Kandangmas bukanlah desa biasa. Ia adalah desa dengan jumlah penduduk terbanyak nomor dua di seluruh Kabupaten Kudus, dihuni oleh lebih dari 14.000 jiwa yang hidup berdampingan dalam semangat guyub dan rukun.

Nama “Kandangmas” sendiri menyimpan makna yang dalam. Dalam penuturan warga setempat, nama ini berasal dari kisah-kisah masa lampau yang lekat dengan cerita tentang kemakmuran dan kejayaan lumbung pertanian. “Kandang” melambangkan tempat perlindungan, sedangkan “Mas” melambangkan nilai dan kekayaan baik secara lahir maupun batin.

Berada di wilayah yang subur dan religius, Kandangmas menjadi desa yang menyeimbangkan antara kearifan lokal dan nilai-nilai spiritual. Di sinilah kehidupan religius tumbuh berdampingan dengan kehidupan sosial dan ekonomi yang terus berkembang. Tak heran jika desa ini menjadi rujukan program pembangunan berbasis masyarakat dan moderasi antar umat.

Dengan mengusung tema: “Pemberdayaan Potensi Desa dan Penguatan Moderasi Beragama,” para mahasiswa hadir bukan hanya sebagai tamu, melainkan sebagai bagian dari keluarga besar Kandangmas – siap belajar, berbagi, dan bertumbuh bersama masyarakat selama satu bulan penuh, dari 1 Agustus hingga 31 Agustus 2025.

Acara pembukaan yang digelar di Balai Desa Kandangmas berlangsung hangat dan bersahaja. H. Shofwan, selaku Kepala Desa, menyambut mahasiswa dengan tangan terbuka dan kata-kata yang menyejukkan.

“Kami menyambut kalian dengan penuh suka cita. Desa ini terbuka bagi siapa saja yang datang dengan niat baik. Kami berharap, selama satu bulan ke depan, kalian bisa menjadi bagian dari masyarakat yang ikut bergerak bersama kami, membangkitkan potensi-potensi dan setelah KKN di desa kami, diharapkan semua dapat menjadi orang sukses” ucap beliau penuh harap.

Sebanyak 15 mahasiswa, terdiri dari 5 laki-laki dan 10 perempuan, terlibat dalam program ini. Mereka datang dari berbagai latar belakang keilmuan, tetapi dengan satu tujuan mengabdi pada masyarakat dan menghidupkan nilai-nilai kebangsaan dan kebhinekaan.

Bapak Yusuf Falaq, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Lapangan, mengungkapkan bahwa pengabdian ini adalah kesempatan langka  di mana teori bertemu kenyataan, dan idealisme diuji oleh realitas.

“Moderasi beragama bukan sekadar konsep dalam buku, tapi sikap hidup yang harus dihidupi. Ia tumbuh dari percakapan di warung kopi, dari senyum tetangga beda keyakinan, dari gotong royong membangun mushola maupun balai adat. Di sini, kalian akan melihat bahwa toleransi bukan hal yang dibuat-buat, tapi sudah lama menjadi denyut desa ini,” tuturnya lembut namun menggugah.

Sebagai Koordinator Desa, M. Fani Chakim mewakili suara kelompoknya dengan tutur yang sederhana, namun mengandung kekuatan kebersamaan.

“Kami datang bukan untuk mengubah, tapi untuk belajar. Kami ingin menjadi bagian dari orang yang ikut membangun Desa Kandangmas. Semoga kami dapat menyelesaikan tugas kami dari awal sampai akhir dengan baik dan lancar.”

Mahasiswa datang dengan niat tulus, bukan untuk mengubah apa yang telah ada, melainkan untuk belajar dari kehidupan yang telah lama mengakar di Desa Kandangmas. Para mahasiswa ingin menjadi bagian dari proses pembangunan desa, ikut bergerak bersama masyarakat, mengukir langkah-langkah kebaikan di atas tanah yang subur akan kebersamaan.

Seperti matahari yang tak pernah lelah menyinari bumi, mereka bertekad untuk terus menebar sinar kebaikan dan hangatnya kasih di setiap hari yang dilalui, menguatkan tali persaudaraan.

Harapan pun tumbuh di dalam hati mereka, bahwa setiap benih kebaikan yang ditanam akan bersemi dengan indah, menjadi kisah nyata akan persatuan dan harapan baru, yang kelak akan menyejukkan dan memberi kehidupan bagi seluruh warga desa.

 

Share: