KlikFakta.com – Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah mengeklaim belum menemukan beras oplosan di wilayahnya. Namun untuk mencegah potensi pelanggaran beras oplosan, pengawasan di pasar bakal ditingkatkan.
“Kita sudah cek tidak ditemukan beras oplosan,” kata Kepala Bidang Fasilitasi Perdagangan, Promosi, dan Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Kudus Sonhaji, Rabu, 16 Juli 2025. Dilansir dari MetroTV.
Sonhaji meminta masyarakat segera melapor jika menemukan dugaan beras oplosan.
Dengan begitu tim Satgas Pangan dari Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian, Dinas Pangan, dan kepolisian segera melakukan penindakan.
Senada, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah Sucahyo juga belum menemukan beras oplosan di wilayah Jawa Tengah.
Meskipun, kata dia, Kementerian Pertanian telah mendapati 212 merek beras oplosan yang beredar.
“Hasil pantauan belum ada beras oplosan, munculnya beras oplosan itu ketika harga beras di setiap kabupaten kota harga tinggi, kami sudah menurunkan petugas ke lapangan menjaga kenyamanan konsumen,” ujar Sucahyo.
Namun demikian, pihaknya akan memperkuat pengawasan terhadap peredaran beras di pasar. Dia meminta warga untuk tidak panik dengan temuan beras oplosan.
“Kami terus melakukan pengawasan dan pemantauan di seluruh pasar tradisional di berbagai daerah di Jawa Tengah ini,” ungkap dia.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Arman Sulaiman memaparkan temuan beras curah oplosan di pasaran.
Temuan itu berangkat dari adanya kejanggalan data dalam dua bulan terakhir. Yang mana harga gabah di tingkat petani mengalami penurunan sementara harga beras di tingkat konsumen justru naik.
Bahkan dari pemeriksaan laboratorium, ditemukan 85 persen beras yang beredar adalah oplosan.
Hasil itu diperoleh dari lengecekan yang dilakukan Kementan di 10 provinsi produsen utama beras dengan menguji 268 merek yang beredar.
“Ini semua beras curah tetapi dijual harga premium. Beras curah tetapi dijual harga medium. Dan lab-nya kami pakai 13 termasuk Sucofindo,” ungkap Amran dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (16/7).