Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Produsen Kue Larut di Bugo Jepara Laris di Bulan Ramadhan

Proses produksi kue larut di usaha rumahan Milna Bolu di Desa Bugo, Jepara

KlikFakta.com, JEPARA – Memasuki bulan Ramadhan, banyak produsen makanan di Desa Bugo yang kebanjiran pesanan. Mereka rata-rata membuat roti dan kue kering untuk kebutuhan lebaran.

Salah satunya di produksi roti Milna Bolu. Industri rumahan milik pasangan suami istri Mursyid al Misbah dan Rusmiyati ini yang sudah berlangsung 30 tahun.

Dibantu dua anak perempuannya, mereka tampak sibuk berbagi tugas membuat kue larut.

Mursyid (56) pemilik usaha rumahan Milna Bolu mengatakan, setiap Ramadhan, dia selalu membuat tiga jenis kue kering, kakni kue larut, bolu kering dan bolu cuplik.

“Pada minggu pertama puasa kami membuat kue larut selama enam hari,” kata Mursyid.

Pembuatan kue larut itu dilakukan di bagian dapur milik Mursyid. Dengan dua oven dan satu mesin adonan, Mursyid mampu memproduksi 60 kilogram larut dalam sehari.

“Total kami membuat 3,6 kuintal larut setiap Ramadhan,” terangnya.

Satu kilogram kue larut ia jual seharga Rp 40 ribu. Menurutnya, kue larut menjadi ciri khas makanan lebaran masyarakat Jepara. Sehingga, produksinya akan diperbanyak pada saat menjelang lebaran.

“Sebenarnya hari-hari biasa tetap laku, cuma ramainya pas momen lebaran,” katanya di rumah produksi yang beralamat Desa Bugo RT 5 RW 1.

Mursyid mengungkapkan usaha ini merupakan generasi turun temurun. Dia sendiri sudah generasi ke empat dari neneknya. Untuk membuat kue larut ini, kata Mursyid, bahan-bahannya adalah telur, gula pasir, pati aren, parutan kelapa dan air santan.

Kue larut akan dikemas dan disetorkan ke bakul-bakul yang sudah menjadi langganan. Mursyid mengaku, kue larut ini bisa bertahan selama empat bulan.

“Disetor ke bakul-bakul masuknya ke pasar tradisional, Welahan, Mayong, dan Kalinyamatan,” imbuhnya.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *