Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Horog-Horog Khas Jepara Dilombakan, Dukung Pengusulan Warisan Budaya

Kepada Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jepara Arif Darmawan saat melihat menu horog-horog dalam festival kuliner tradisional Jepara. (foto:istimewa)

klikFakta.com, JEPARA – Mendukung makanan tradisional horog-horog menjadi warisan budaya tak benda (WBTB) 2024, Pemerintah Kabupaten Jepara menggelar Festival Kuliner Tradisional Jepara. Dalam festival tersebut diadakan lomba variasi menu berbahan horog-horog. 

Kegiatan lomba menu variasi horog-horog ini, dibuka Sekda Jepara Edy Sujatmiko bersamaan dengan acara Car Free Day (CFD), pada Minggu 12 November 2023 di Museum R.A Kartini Jepara. Hadir mendampingi Plt. Kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Mustakim, dan Kepada Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jepara Arif Darmawan. 

Lomba menu variasi horog-horog ini, diikuti 16 Kecamatan di Kabupaten Jepara, termasuk perwkailan PKK Karimunjawa. Para peserta diwajibkan membuat menu olahan kreativitas berbahan dasar horog-horog. 

Ternyata dari makanan yang terbuat dari tepung aren ini, dapat disulap menjadi beragam menu makanan yang lezat dan bergizi. Tidak hanya menjadi campuran pecel dan bakso, horog-horog ini juga bisa dibuat Dessert (makanan pencuci mulut), juga minuman yang menyegarkan. 

Sebagaimana disajikan yaitu salad horog-horog (Kecamatan Batealit), kue lupis dan ayam suir horog-horog (Pakis Aji). Ada juga makanan modern burger horog –horog dan prol terog (Nalumsari). Sebagai penghasil potensi laut Karimunjawa menyajikan kerang dan ayam bakar horog-horog. Sedangkan minumannya teler hirog (susu santan, durian, dan horog-horog). 

Ada juga agar-agar horog-horog (Donorojo), sayur umbut rotan (Keling), ongol-ongol dan dawet horog-horog (Bangsri), bongko mendut (Mayong), horog-horog jeli (Pacangaan), lapis horog-horog (Kalinyamatan), rujak horog-horog (Kedung), horog-horog saus ikan kuning dan talam pandan nangka (Jepara). 

Plt. Kepala Disparbud Jepara Mustakim mengatakan, selain untuk menggali kekayaan di Jepara, kegatan ini sebagai pengembangan untuk penguatan identitas horog-horog untuk diajukan atau nominasi WTB di tahun 2024 mendatang. 

“Horog-horog punya potensi yang luar biasa. Kami tidak menemukan horog-horog di luar Jepara. Untuk itu, kami berupaya mengangkat kuliner ini ke kancah nasional,” kata dia. 

Sekda Jepara Edy Sujatmiko mengatakan, horog-horog ini merupakan makanan yang unik. Disentuh atau dimakan dengan apapun akan menjadi enak. Seperti bakso, kolak, pecel, dan hanya dengan kelapa pun juga enak. 

“Jika puasa orang desa minum kolak dulu sebelum makan nasi. Biasanya disajikan kolak dengan horog-horog. Itu nikmatnya luar biasa,” kata Edy. 

Edy berpesan, tidak hanya sebagai penghasil makanan horog-horog tapi juga diperhatikan kelestarian pohon aren itu sendiri. Jangan sampai, pohon aren di Jepara habis, gara-gara ditebang untuk membuat horog-horog. 

“Ini bisa kerjasama Dinas Lingkungan Hidup (DLH), sekali-kali melakukan penanaman pohon aren di gunung. Sebagai upaya pelestarian aren di Jepara,” katanya.

Terkait dengan lomba variasi menu ini, bisa dikembangkan di masing-masing kecamatan. Dengan harapan, membumikan makanan tradisional horog-horog dan mendukung warisan budaya tak benda di Jepara. (ADV)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *