KlikFakta.com, JEPARA – Kesenian Kentrung Jepara telah menjadi warisan budaya tak benda (WBTB) yang ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Mengutip dair undip.ac.id, Kentrung Jepara merupakan sebuah wujud seni tutur dengan balutan elemen musik sebagai wahana estetis dalam penyajian cerita.
Data Disparbud Kabupaten Jepara, mengungkapkan kentrung Jepara selalu terdiri dua orang, satu orang sebagai dalang utama dan satu orang asisten
Untuk alat-alatnya, hanya dua rebana berbeda ukuran, satu besar satu kecil (ukuran/diameter relatif), yang besar berfungsi sebagai bas.
Masing-masing dimainkan oleh satu orang, tapi pada bagian tertentu dua rebana dimainkan oleh dalang utama.
Dalam menyampaikan kisah /cerita baik dalang maupun asisten menggunakan lagu/tembang, dengan notasi yang khas. Bahkan untuk pengisahan yang semacam dialog antar tokoh pun tetap disampikan dengan lagu.
Kisah/cerita yang dibawakan dalam kesenian kentrung Jepara pun merupakan cerita tutur yang diperkirakan berkembang pada periode penyebaran agama Islam di Jawa, dimana cerita-cerita biasanya berlatar tempat Timur Tengah (Bagdad, Syam), seperti “Jalak Emas Imam Basuki”, “Dewi Murtosiah”, “Johar Manik”, dll
Dalam pementasan ada 3 babag/bagian yang selalu ada yaitu :
- Senggak’an
Pada bagian ini Dalang utama akan menyampaikan cerita berupa bait-bait kisah, kemudian asiten menyela dengan pantun-pantun pendek. Baik dalang maupun asisten sambil memainkan rebananya masing-masing.
- Tunggal
Dimana Dalang utama akan memainkan dua rebana sekaligus untuk melanjutkan ceritanya. Pada bagian ini model penceritaan oleh dalang lebih bersifat naratif, sementara asisten hanya membantu vokal disela-sela narasi dalang utama.
- Parik’an (Berbalas pantun)
Pada bagian ini baik dalang maupun asisten akan saling melempar pantun (parikan) masing-masing satu bait (4 baris). Isi dari pantun lebih bersifat humor dan bisa lepas dari cerita yang sedang dikisahkan.
Perbedaan Kentrung Jepara dengan daerah lain
Kentrung Jepara tentunya memiliki ciri khas tersendiri, meski di daerah lain terdapat kesenian dengan nama yang sama. Simak perbedaan kentrung Jepara dengan daerah lain.
Kentrung Jepara memiliki pemain sebanyak dua orang yang memiliki posisi sebagai dalang utama dan asisten, sedangkan kentrung di daerah lain pemainnya ada yang sendirian seperti di Demak dan Grobogan. Di Jombang, Jawa Timur pemain kentrung bisa dengan banyak orang.
Di Jepara, rebana/alat musik hanya dua, besar dan kecil, sedangkan rebana ada yang banyak ada yang sedikit. Sedangkan di Demak dan Grobogan meskipun pemain tunggal tetapi menggunakan 3 rebana berbagai ukuran.
Untuk metode pengisahan, Kentrung Jepara sepenuhnya menggunakan lagu, tetapi daerah lain metode pengisahan campuran antara lagu dan antawacana (dialog antar tokoh seperti wayang)
Kentrung Jepara mempunyai notasi lagu khas, sedangkan di daerah lain memiliki notasi lagu berbeda-beda tergantung dalang dan kebiasaan daerah masing-masing
Cerita yang dibawakan oleh Kentrung Jepara merupakan cerita klasik (era penyebaran agama Islam), sementara kentrung di lain daerah memiliki banyak varian, ada yang cerita-cerita wayang, ada yang cerita rakyat (legenda), fabel, dan lain-lain.
slot777