klikFakta.com, JEPARA – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jepara, Haizul Maarif mengatakan bahwa penanganan stunting telah menjadi isu prioritas. Menurutnya, selain dengan program dan anggaran yang memadai, penanganan stunting diperlukan gotong royong, baik dari pemerintah maupun masyarakat.
“Akar permasalahan yang perlu diperhatikan, bagaimana budaya gotong royong dan sinergitas bersama seluruh masyarakat. Karena itu dapat percepat penurunan stunting,” papar Gus Haiz, sapaannya, Senin (25/9/2023).
Selama ini, ia menjelaskan, terdapat orang kaya yang merasa mampu mengatasi stunting terhadap keluarganya. Berangkat dari sesumbar, justru salah satu anggotanya malah menjadi penderita. Bagi dia, bahaya apabila seseorang terlalu percaya diri, sehingga perlu meningkatkan semangat gotong royong.
Tidak hanya itu, menurutnya, anggaran besar tidak menjamin stunting segera teratasi dan angkanya menurun tajam. Oleh sebab itu, diperlukan kesadaran bersama untuk mengawal agar stunting dapat teratasi.
“Anggaran penurunan stunting ada di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara, di lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga ada. Namun, sebanyak apapun anggaran jika tidak dibarengi dengan kesadaran bersama, bakal nihil,” tegas dia.
Tak hanya stunting, bagi Gus Haiz, penurunan angka kematian ibu dan bayi di Jepara harus menjadi perhatian bersama. Tercatat, jumlah kematian mencapai 13 sampai 14 kasus di tahun 2022. Sedangkan angka kematian bayi sebesar 4,24 persen dari target 5,15 persen.
Selanjutnya, data kematian ibu sampai bulan Juni 2023 (semester satu), terdapat delapan kasus. Jika diproyeksikan, pada akhir tahun bisa mencapai 16 kasus. Sebaliknya, bayi 47 kasus dengan proyeksi akhir 2023 sebesar 94 kasus.
Di sisi lain, Sub Koordinator Kesehatan Keluarga (Kesga) Gizi Dinas Kesehatan (Kesga) Kabupaten Jepara, Try Wahyuningsih menyampaikan bahwa angka kematian ibu dan bayi terus mengalami peningkatan. Oleh sebab itu, pihaknya berharap perlu ada perhatian serius terhadap masalah ini.
“Memang naik, jadi perlu pengawalan terhadap ibu bayi dan balita secara optimal. Harapannya, ibu hamil, neonatal, bayi dan balita mendapatkan pengelolaan yang kuat dan tepat,” ucapnya. (ADV)