Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Batik Pring Suket Tuangkan Jajanan Jepara dalam Lembaran Kain Batik

Makrus, pemilik Batik Pring Suket, dengan topi batiknya sangat lihai menuangkan motif ukiran (KlikFakta/Nur Ithrotul Fadhilah)

KlikFakta.com, JEPARA – Tangan Makrus, pemilik Batik Pring Suket Jepara lihai membatik kain pesanan. Beragam motif ia tuangkan mulai dari ukiran Jepara hingga aneka jajanan khas Jepara.

Makrus patut bangga atas hasil karyanya. Sebab, batik moto belong yang terinsipirasi dari jajanan Jepara hasil tangannya dipakai oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.

Setelah itu, banyak permintaan pembelian batik moto belong mulai dari akademisi hingga pengusaha.

Motif moto belong ia bandrol harga 350 ribu. Untuk motif lain berkisar dari harga 200 ribu- 2 juta tergantung tingkat kesulitan pengerjaan.

Menurutnya batik moto belong memiliki makna tersendiri.

“Mewakili kepribadian yang berani tampil beda yang paling utama adalah seorang dengan passion terhadap bidaya leluhur,” terangnya saat kepada KlikFakta.com di kediamannya di Desa Geneng, Kecamatan Batealit, Jepara.

Berbagai motif ia ciptakan sendiri saat menghadapi berbagai kondisi. Seperti wedang ronde, kembang duren, 45 derajat, dan sulur.

“Inspirasi bisa datang ketika dalam kesunyian. Kadang datang pas lagi sama teman-teman,” katanya.

Makrus menilai batik merupakan kearifan lokal yang adiluhung dan patut diuri-uri.

“Tanggung jawab seniman untuk mengenalkan ke generasi selanjutnya utamanya keluarga,” kata guru seni Budaya SMAN 01 Jepara.

Membatik, kata Makrus, tak ubahnya seperti ‘nyemplong’. Yakni tahap merendam dan membersihkan kain sebelum proses pembatikan.

“Direndam ibaratnya diri punya niat bersih,” ungkapnya.

Meski begitu, ia kadang mendapati kendala cuaca yang tidak menentu. Pasalnya, batik buatannya masih mengandalkan panas matahari.

Lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu menyebut, batik akan menjadi tren dan gandrung di kalangan anak muda dengan pewarnaan ngejreng. Karena baginya, pembatiklah yang menciptakan tren.

Beberapa event dan pameran sudah ia ikuti seperti baru-baru ini Batik Pring Suket mengikuti Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) di Kudus.

Kecintaannya pada batik membuatnya enggan menggunakan pakaian yang tidak batik. Mulai dari topi, sarung, hingga kemeja.

Jebolan program studi batik tersebut mengedepankan bagaimana proses improvement untuk menghadapi masalah agar lebih maju

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *