KlikFakta.com – Permasalahan stunting di berbagai daerah masih jadi PR bagi Indonesia. Pasalnya, banyak masyarakat belum sadar atau menganggap enteng masalah stunting.
“Permasalahan terbesar dalam pengentasan stunting adalah masih kurangnya tingkat kesadaran masyarakat akan bahaya stunting itu sendiri,” ungkap Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo pada Senin (22/5).
Pihaknya memprediksi pandemi semakin memperparah permasalahan stunting di Indonesia.
Sebelumnya pada 2019, presentase anak stunting di Indonesia mencapai 29,67 persen. Angka ini hampir sepuluh persen lebih banyak daripada standar WHO yaitu 20 persen.
Tak kurang dari 9 juta balita Indonesia terdiagnosa stunting kala itu.
“Kondisi stunting tersebut diprediksi semakin memburuk seiring terjadinya pandemi Covid-19,” ucapnya.
Terguncangnya ekonomi memperparah kondisi rumah tangga. Walhasil, banyak anak yang kebutuhan gizinya tak terpenuhi.
Hasto pun menyebut faktor lain yang berperan besar menimbulkan stunting. Yakni perilaku yang mengabaikan gizi seimbang anak, kebersihan (sanitasi), pernikahan anak, serta kehamilan tak terencana.
Ada pula kasus 4 terlalu, meliputi hamil di usia terlalu muda, hamil di usia terlalu tua, hamil terlalu sering, dan hamil terlalu banyak.
“Karena itu, berbagai pihak perlu bersinergi supaya maslaah stunting dapat dituntaskan. Peran industri, selama ini juga sudah signifikan, dalam mempercepat penanganan kasus stunting,” ucapnya.
Sebagai tambahan, presentase stunting di Indonesia pada 2022 mencapai 21,6 persen. Artinya, ada penurunan jumlah anak menderita stunting dari sebelum pandemi.
Namun meskipun terus turun, presentase tersebut masih terlampau jauh dari target Presiden Joko Widodo.
Kepala negara menargetkan angka stunting pada 2024 mendatang mencapai 14 persen.
“Oleh sebab itu target yang saya sampaikan 14% di tahun 2024. Ini harus bisa kita capai, saya yakin dengan kekuatan kita bersama semuanya bisa bergerak. Angka itu bukan angka yang sulit untuk dicapai asal semuanya bekerja bersama-sama,” ucap Jokowi dalam Rakernas BKKBN, Rabu (25/1) lalu.
artikel ini sangat bermanfaat untuk kita sebagai warga indonesia, kita bisa tahu ternyata kesadaran orangtua terhadap stunting masih dikatakan kurang baik.
Apa yang menjadi faktor utama penyebab tingginya angka stunting di Indonesia?