Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Pembuangan Bayi di Jepara, Mengapa Orang Tua Tega Menyakiti Buah Hatinya?

Petugas mengevakuasi jasad bayi yang dibuang orangtuanya ke sumur di Desa Balong, Kecamatan Kembang, Jepara pada 19 Mei 2023 (Istimewa)

KlikFakta.com, JEPARA – Belum lama ini masyarakat gempar dengan berita pembuangan bayi ke dalam sumur oleh kedua orang tuanya di Desa Balong, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara.

Mereka bersekongkol membuang bayinya ke dalam sumur dengan dalih bayinya yang berumur tiga bulan tersebut rewel dan alami tengkes. Selain itu, mereka beralasan himpitan ekonomi.

Psikolog Jepara Syuri Permana Putri menerangkan, kemungkinan kedua orang tua korban belum siap memiliki anak baik secara ekonomi maupun psikologis.

Berbagai kecemasan muncul karena melihat sang anak memiliki penyakit. Sehingga ada kemungkinan orang tua terkena baby blues, meski ini kali kedua mereka memiliki buah hati.

“Ada kemungkinan orang tua merasa tertekan dengan keadaan anak dibarengi dengan ekonomi yang kurang mumpuni sehingga mereka membuat skenario (penculikan) agar terlihat seperti korban. Bagaimana mereka terlepas dari beban yang menghimpitnya,” terang Syuri.

Syuri menjelaskan keinginan keluar dari himpitan tanpa kemampuan mengelola emosi yang baik membuat mereka tega membuang sang bayi.

Selain itu, saat memiliki seorang bayi, perubahan pola hidup pun terjadi baik pola makan maupun pola tidur. Sehingga hal tersebut dapat menjadi pemicu stres.

“Stres yang terakumulasi dari tekanan dan perubahan situasi,” ungkap psikolog yang juga memiliki layan psikologi rumah elfara di Welahan, Jepara.

Ia menjelaskan kelelahan fisik yang tidak teratasi akan menjadi kelelahan psikis yang membuat stress dan depresi.

“Ibu bisa aktif meminta bantuan saat alami kesulitan misal kelelahan kita alihkan sementara ke orang lain. Jangan sungkan meminta bantuan ke orang lain terlebih ke pasangan. Ini untuk meminimalisir kelelahan fisik,” jelasnya.

Faktor lingkungan juga bisa menjadi pemicu orang tua mengalami depresi. Seperti sikap orang lain yang membandingkan anak mereka dengan anak orang lain atau memberikan komentar memojokkan mereka.

“Intervensi dari luar seringkali membuat ibu insecure dan terpojokkan jadi harus ada edukasi dan konseling orang-orang di sekitar ibu,” kata Syuri.

Syuri berharap agar orang tua atau calon orang tua dapat banyak membaca dan mencari referensi agar melek dengan pola-pola asuh. Seperti info pola asuh terkini dan pencegahan serta penanggulangan penyakit yang dapat mengintai bayi.

Selain itu, pemerintah sebaiknya gencarkan pelatihan pola asuh bagi orang tua atau calon pengantin. Hal ini untuk menghindari tindak kekerasan pada anak seperti kasus pembuangan bayi di Jepara.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *