Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Pelecehan Seksual Instruktur Taekwondo di Solo, Siswa SMP jadi Korbannya

ilustrasi pelecehan seksual (Foto: pramborsFM)

KlikFakta.com – Tiga siswa laki-laki yang masih duduk di bangku SMP di Kota Solo menjadi korban pelecehan seksual oleh instruktur taekwondo. Orang tua korban telah mengadukan perkara ini ke Polresta Solo.

Salah satu pengacara korban, Widi Wicaksono membeberkan kasus tersebut telah terdaftar dengan surat tanda bukti penerimaan pengaduan nomor STBP/188/III/2023/RESKRIM.

Melansir dari detikJateng, Widi mengatakan dugaan pelecehan seksual itu terungkap oleh ibu korban.

“Kita sebut korban satu, jadi anaknya tidak mau latihan di taekwondo lagi terus ditanya ada apa. Tidak mengaku, Terus digali keterangannya ternyata mengakami pelecehan seksual oleh instrukturnya,” katanya, Jumat (24/3).

Setelah itu, ibu korban melapor ke Polresta Solo pada umat (17/3) lalu. Kemudian korban menjalani visum pada Senin (20/3).

“Kami juga cari ada korban kedua yang mengakami pelecehan yang lebih parah,” ucapnya. Korban kedua juga menjalani visum bersama dengan korban satu.

Selanjutnya, terungkap ada korban ketiga. “Rabu sore polisi mendapatkan alamat korban lain lagi,” kata Widi kemudian melanjutkan kemungkinan korban ini mengalami pelecehan lebih parah.

Ia menerangkan, pelaku melancarkan aksinya di tempat taekwondo dan saat tanding di luar kota.

Modus pertamanya adalah memanggil korban ke ruangannya setelah latihan. Sementara modus kedua ketika tanding di luar kota pelaku memanggil korban.

“Ancaman pas mereka satu nggak mau latihan, kalau nggak mau latihan dibawain pedang. Ada juga diimingi ikuti ke latihan kejuaraan,” pungkasnya.

Sementara itu, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menegaskan ia bertanggungjawab penuh atas kasus kekerasan seksual oleh instruktur taekwondo ini.

“Pokoknya kasus ini akan saya kawal khusus. Saya sama Pak Kapolres sudah koordinasi terus intine warga silakan lapor. Korban silakan lapor, nanti semuanya tanggung jawab penuh saya semua,” katanya.

Ia pun meminta semua pihak tenang karena Gibran menjamin kasus ini menjadi tugas penuh dinas dan akan bertanggungjawab.

“Nanti butuh psikolog atau apa itu tugas saya, intinya saya bertanggungjawab penuh,” katanya kepada ReJogja, Jumat (24/3).

Sumber: detikJateng, ReJogja

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *