Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Mahasiswa di Banyuwangi Akhiri Hidup, Pesan Terakhir Nyesek

Seorang mahasiswa di Banyuwangi pilih mengakhiri hidup dengan gantung diri di kamarnya (Ilustrasi: Republika)

KlikFakta.com Ramadhan ini akan berbeda bagi seorang ibu di Kelurahan Singotrunan, Kecamatan Banyuwangi, Banyuwangi yang menemukan anaknya tewas gantung diri.

IRW (24) masih menjadi mahasiswa ketika memutuskan untuk mengakhiri hidupnya menggunakan plastik yang ia ikat ke leher.

Ibu kandungnya yang menemukannya tergantung dalam kamar pada Selasa (21/3) sekira pukul 15.30 WIB.

Saat itu, sang ibu ingin mengecek keadaan anaknya.

Namun ia yang mendapati anaknya sudah dalam posisi tergantung langsung berteriak histeris hingga mengundang perhatian warga.

Tetangga sekitar yang datang kemudian melaporkan kejadian itu kepada pihak kepolisian.

Namun sayang, nyawa IRW tak tertolong.

“Jadi, korban gantung diri dengan tali diikatkan di leher dengan kayu atap rumah kamar. Sementara salah satu ujung tali diikat di barbel,” ucap Kapolsek Banyuwangi AKP Kusmin pada Rabu (22/3).

Polisi pun mengevakuasi korban ke RSUD Blambangan. Dari hasil pemeriksaan, tim medis tidak menemukan tanda-tanda kekerasan selain jeratan leher. Kematian korban murni akibat gantung diri.

Keluarga menolak adanya autopsi dan menyatakan menerima dengan ikhlas.

Belum jelas apa sebabnya sampai mahasiswa di Banyuwangi ini mengambil keputusan untuk menghabisi nyawanya sendiri. Namun dalam kamarnya ada sebuah surat tertempel di cermin kamar.

Surat dalam bahasa jawa itu berbunyi “Mak sepurane aku wes ngerepoti make. Sepurane mesti dadi bebane make. Sepurane aku mak“.

Artinya “ibu aku minta maaf sudah merepotkan ibu. Maaf pasti (aku) jadi bebannya ibu. Maafkan aku, bu”.

Artikel ini tidak untuk menginspirasi pembaca. Bila merasa tertekan atau depresi serta kecenderungan ingin mengakhiri hidup, segeralah mencari bantuan ke fasilitas, seperti psikolog. Slalu ingat anda tidak sendirian dan setiap masalah akan ada pemecahannya. Mengakhiri hidup bukan jalan pelarian.

Sumber: Kompas.com

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *