Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Lewat Monolog, Bawaslu Jepara Ajak Seniman Awasi Pemilu


Salah satu aktor dalam pagelaran monolog yang diselenggarakan oleh Bawaslu Kabupaten Jepara bersama dengan seniman Jepara di Gedung Dewan Kesenian Jepara, Senin (25/3/2019). (KF-ZACKY)


klikFakta.com, JEPARA – Bawaslu Kabupaten Jepara mengajak berbagai elemen masyarakat untuk terlibat aktif dalam pengawasan pemilu 2019. Salah satunya yakni kelompok seniman di Kabupaten Jepara. Kegiatan pagelaran berupa monolog dipilih sebagai ajang untuk berpartisipasi aktif memberikan pengawasan terhadap jalannya proses demokrasi kali ini.
Monolog yang dihelat di Gedung Kesenian Kabupaten Jepara, Senin (25/3) malam itu menyuguhkan dua pementasan monolog sekaligus. Yakni “Buta Warna Membabi Buta” karya dan sutradara I Gusti Dwi Putra dari Teater Asa UIN Walisongo Semarang dan “Duh!” karya dan sutradara Wikha Setiawan dengan aktor Arif Brojol dari Karang Taruna Dhamar Boemi Desa Telukwetan, Welahan, Jepara.
Seratusan penonton yang hadir meliputi seniman Jepara, pegiat literasi, komunitas pelajar Jepara, karang taruna dan juga komunitas seni dari luar daerah seperti Semarang dan Kudus.
Ketua Bawaslu Kabupaten Jepara, Sujiantoko menuturkan bahwa pelaksanaan pemilu tinggal menghitung hari lagi. Untuk itu, semua lapisan masyarakat turut serta mensukseskannya. “Tanggal 17 April tinggal menghitung hari lagi. Jadi kesuksesan pemilu juga ada di tangan masyarakat,” katanya.
Pelaksanaan pesta demokrasi, papar dia, harus berjalan dengan bersih supaya melahirkan pemimpin dan wakil rakyat yang mampu membawa bangsa ini lebih baik ke depan. “Maka dari itu, kami mengajak masyarakat untuk turut mengawasi jalannya pemilu ini biar bersih. Jangan sampai ada pelanggaran, atau bahkan yang mengakibatkan cheos di kehidupan masyarakat,” paparnya.
Dalam gelaran monolog malam tadi, Bawaslu Kabupaten Jepara menekankan pada masyarakat untuk ikut sosialisasikan No Hoax, No Sara, serta No Money Politic. “Mari kita bangun Indonesia dengan cara yang baik. Awasi, kalau lihat ada pelanggaran silakan laporkan,” imbuh dia.
Sementara, Arif Brojol menyampaikan bahwa pementasan monolog yang diperankannya menceritakan tentang peristiwa Mei 1998, yang melahirkan sistem demokrasi di tanah air. “Kami hanya menunjukkan bahwa perjuangan para reformis saat itu, harus dijaga dengan cara terlibat pemilu secara baik dan bersih,” tandasnya.
EDITOR : A. ZAENAL MUSTOFA
Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Wow, superb weblog format! How lengthy have you been running a blog for?
    you make blogging glance easy. The entire look of your website is excellent,
    as neatly as the content! You can see similar here sklep online