Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Jepara Kini Miliki 10 Sentra Kerajinan


Bupati Jepara Ahmad Marzuqi mengunjungi perajin gebyok di Desa Blimbingrejo Kecamatan Nalumsari, Selasa (30/10/2018).
Klikfakta.com, Jepara– Hingga Oktober 2018 ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara setidaknya telah memiliki 10 desa sentra kerajinan. Yang terakhir yakni Desa Blimbingrejo Kecamatan Nalumsari yang dicanangkan sebagai sentra gebyok ukir. Pencanangan dilakukan langsung oleh Bupati Jepara Ahmad Marzuqi pada Selasa (30/10/2018) di desa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kudus itu.

Sebelumnya, beberapa sentra kerajinan sudah ditetapkan, diantaranya snetra patung di Desa Mulyoharjo Kecamatan Jepara, sentra ukir relief di Desa Senenan, sentra tenun di Desa Troso Kecamatan Pecangaan, sentra konveksi di Desa Sendang Kecamatan Kalinyamatan, sentra monel di Desa Kriyan Kecamatan Kalinyamatan hingga sentra usaha roti di Desa Bugo Kecamatan Welahan.

Ke depan, Pemkab Jepara diminta untuk tidak hanya mencanangkan sentra-sentra kerajinan tersebut tetapi harus dibarengi dengan perhatian nyata baik kebijakan hingga keberpihakan anggaran untuk meningkatkan usaha di masing-masing sentra.

Petinggi Blimbingrejo Sutoyo mengatakan, di desanya terdapat 126 perajin ukir gebyok berbahan kayu jati. Dengan jumlah itu, terdapat  ratusan tenaga kerja yang hampir semuanya warga setempat. 

Semula pasar gebyok ini hanya berada di Bali. Lalu terdapat penerimaan pasar di luar Bali. Selanjutnya lonjakan permintaan pasar terjadi lagi, sejak dibangun gerbang identitas sentra gebyok, di Desa Tunggulpandean, Kecamatan Nalumsari, oleh Pemkab Jepara setahun lalu. Penempatan di lokasi ini karena merupakan pintu masuk ke desa Blimbingrejo. Gerbang selamat datang hanya berjarak sekitar 300 meter sebelah barat tugu macan kurung, di dekat perbatasan Jepara – Kudus.

“Pencanangan ini mudah-mudahan bisa menjadi momentum untuk meningkatkan promosi kerajinan gebyok ini,” katanya.

Camat Nalumsari Muh Taksin mengatakan, dari seluruh perajin di desa ini, setidaknya ada kiriman gebyok ke berbagai daerah sebanyak satu truk per hari. “Saya perkirakan sekitar 20 set per truk,” kata camat.

Kepala Disperindag Ratib Zaini mengatakan, Desa Blimbingrejo merupakan desa kesepuluh yang ditetapkan sebagai sentra kerajinan di Jepara. Sebelumnya ada sentra patung Mulyoharjo, sentra relief Senenan, dan sejumlah sentra lain. 

Dari desa ini, setiap bulan, setidaknya terdapat 600-an set gebyok yang terjual ke luar. Selain ke Bali, pasar lokal industri ini di antaranya ke Purwodadi, Semarang, dan Solo.
Bupati Jepara Ahmad Marzuqi mengatakan, pencanangan ini menjadi bagian dari upaya mempertahankan budaya ukir di Jepara. Dia meminta warga terus menekuni dan mengembangkan usaha gebyok ukir berbahan kayu jati ini. “Mari kita jaga agar produk budaya ini, agar tidak diklaim orang lain,” katanya.

Klikfakta.com/ZQ
Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *