Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Perempuan Lintas Agama Ikuti Pelatihan Perdamaian dan Toleransi

Sejumlah remaja perempuan sedang selfi usai mengikuti pelatihan perdamaian dan toleransi di Jepara. (KF-089)

klikFakta.com, JEPARA – Dalam rangka untuk meningkatkan peran perempuan dalam merawat dan menjaga perdamian dan toleransi ditengah-tengah  bangsa yang pluralisme, Yayasan Kartini Indonesia dan Carnegie Counsil telah menyelanggaran pelatihan bagi  115 orang perempuan lintas agama dari berbagai desa di  Kabupaten Jepara.

Pelatihan yang menghadirkan Greg Vanderbild pengajar di Center for Religius and Cros- Cultural Studies UGM dan Atik Ambarwati  pegiat perempuan yang juga pengurus  Yayasan Kartini  Indonesia. Kegiatan  ini diadakan di  Gedung Pertemuan GIITJ Margokerto Jum’at (28/9/2018).

Sehari  sebelumnya 40 remaja pemuda  telah  dilatih untuk menjadi  agen perdamaian dan tolerasni di  Pesantren Telaga Bitu Bulungan. Sebaagai  mentor kegiatan remaja – pemuda adalah  Muhamamad Sryariful Wai dan Danang Kristiawan.

Greg Vanderbild dalam paparan dan diskusi yangdipandu oleh Danang Kristiawan mengungkapkan, perempuan memiliki  peran sangat besar  dalam mewujudkan perdamaian dan toleransi. “  Bisa dilakukan melalui  keteladanan dan  pendidikan bagi  putra-putrinya maupun melalui imajinasinya sebagai seorang perempuan yang dapat menginspirasi  putra putri dan bahkan masyarakat.  Seperti imajinasi  pemikiran RA Kartini yang mampu  merubah bangsa Indonesia” ujar Greg Vanderbild   

Dalam setiap konflik menurut Greg Vanderbild, penyelesaiannya   tidak boleh hanya berhenti pada  tataran resolusi  konflik. Seharusnya penyelesaian konflik  harus  sampai  pada  tataran transformasi. Secara umum, resolusi konflik hanya sampai pada penemuan cara atau berdamai, sedangkan transformasi konflik membongkar konflik dari akar persoalan dan mengubah tata cara penyelesaian konflik. “ Transformasi konflik memberikan peluang untuk mengubah seluruh unsur dan akibat konflik, bukan sekadar menyelesaikan di taraf permukaan.” ujar Greg Vanderbild.

Sementara,  Atik Ambarwati melihat perempuan yang memiliki potensi  besar  dalam  mewujudkan perdamaian dan toleransi masih  belum diperhitungkan.  Bahkan sering kali perempuan tidak dilibatkan dalam penyelesaian konflik. “ Karena itu perempuan harus diberdayakan agar menjadi aktor utama perdamaian dan toleransi.  Sebab perempuan memiliki kemempuan negoisasi  yang lebih kuat dibandingkan dengan laki-laki.” ujar Atik Ambarwati.

Perempuan juga potensial untuk menyebarkan virus perdamian dan toleransi kepada anak-anak,keluarga dan lingkungannya. Sayang dalam sistem politik kita, perempuan masih satu  tahap di  bawah laki-laki. “ Karena itu perempuan perlu dididik dan dilatih agar memiliki wawasan yang luas’ ujar Atik Ambarwati.

Sementara Ketua Yayasan Kartini Indonesia, Hadi Priyanto mengungkapkan tujuan diadakannya  kegiatan  pelatihan itu    adalah untuk merawat, menjaga dan memberkuat perdamaian dan toleranssi. “Kami ingin spirit Kartini menjadi motivasi kita bersama untukmenjadikan wanita sebagai agen  perdamaian  dan toleransi,“ ujar Hadi Priyanto.

Sementara  Iskak  Wijaya dari  Yayasan Kartini menyambut hangat keinginan peserta untuk  melannjutkan kegiatan tersebut dengan mengadakan kegiatan  bersama antara perempuan Kriisten dan Muslim serta pemeluk agama lain. “ Yayasan Kartini Indonesia akan memfasiiliasti “ ujar Iskak Wijaya.

klikFakta.com/089

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *