Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Pribumisasi Budaya Kreatif Jepara Perlu Dikembangkan

     klikFakta.com, JEPARA — Kita tidak boleh hanya menjadi plagiat  budaya dari manca negara dan mengabaikan budaya, potensi dan kearifan lokal. Karena itu pribumisasi budaya kreatif harus dikembangkan hingga tingkat desa.
    Hal tersebut disampaikan oleh Indria Mustika,  inisiator yang membidani lahirnya Jepara Carnival pada tahun 2015 dengan bahan baku batik,  tenun Troso dan potensi lokal Jepara saat berbicara dalam dialog Pribumisasi Carnival dan Penguatan Kearifan Lokal.  Acara yang diikuti oleh para pegiat fasien, guru dan seniman ini berlangsung di Kedai Kebun Kita Minggu ( 30/7) malam, dalam rangkaian Festival Mata Air. Hadir juga Ketua Dewan Kesenian Daerah Udik Agus DW.
      Guru SMKN 2 Jepara yang pada akhir Agustus nanti akan berangkat ke Australia bersama 6 orang guru SMA/SMK di Jawa Tengah untuk mengikuti program English Language Culture and Training Program ini juga menuturkan,  dengan konsep pribumisasi hingga tingkat desa ini Jepara Carnival akan sangat kaya karya.
    Konsep pribumisasi ini juga didukung oleh Didin Ardiyansyah, seorang seniman muda yang banyak melahirkan karya kreatifnya dari bahan dasar limbah. ” Dengan bahan dasar yang ada disekitar kita justru akan melahirkan banyak karya yang berbeda dan khas.” ujar Didin Ardiyansyah yang juga pengurus Yayasan Kartini Indonesia.
    Agar gagasan ini dapat diwujudkan,  maka YKI bersedia melakukan pendampingan bagi sekolah,  komunitas fasien yang ingin mengembangkan motif dan desain khas yang bertumpu pada kearifan dan potensi lokal.
     Dalam acara ini juga ditampilkan karya busana carnival dengan konsep bahan dari limbah hasil karya modifikasi Didin Ardiansyah oleh para pelajar SMK Al – Hamidiyah Batealit.
         Bimbingan menulis.
     Dalam Festival Mata Air juga diadakan lomba mengarang bagi pelajar SD/Mi. Keluar sebagai juara Guzelda dari SDN Bondo 4. ” Bagi para pelajar SD Mi kami bersedia untuk membimbing ketrampilan menulis secara gratis” ujar Ketua Yayasan Kartini Indonesia,  Hadi Priyanto yang juga dikenal sebagai penulis di Jepara yang cukup produktif.

KF/744-ed

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *