Acara Conference of Equality yang bertajuk menguatkan Kudus Kota Santri, Menyongsong Hari Kebangkitan Nasional, di Emerald room Hotel Grypta, Rabu, 17 Mei 2017. [KF-089] |
klikFakta.com, KUDUS – Selama ini Kota Kudus, Jawa Tengah lebih dikenal sebagai kota kretek. Namun, Kudus yang memiliki sosok ulama dan wali terkenal serta sejumlah pesantren mulai memperkenalkan diri sebagai kota santri. Bahkan, citra sebagai kota santri dikuatkan oleh Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) dan PS Fatayat NU Kudus.
Penguatan citra sebagai kota santri mengemuka dalam Conference of Equality yang bertajuk menguatkan Kudus Kota Santri, Menyongsong Hari Kebangkitan Nasional, di Emerald room Hotel Grypta, Rabu, 17 Mei 2017.
Menurut Dr. H. Kisbiyanto, M.Pd. penggagas acara sekaligus ketua ISNU Kudus, “Kudus sebagai kota yang berbudaya luhur, mempunyai banyak julukan: Kudus Kota Santri, Kudus Kota Wali, Kudus Kota Kretek, Kota Dagang, dan sebagainya. Untuk membicarakannya, perlu banyak ilmu dan kesempatan, namun pada diskusi ini kita focus pada KUDUS KOTA SANTRI. Santri berarti religious, berbasis pada nilai-nilai keagamaan, dan termasuk ciri yang menonjol sebagai kota untuk belajar oleh pelajar dari berbagai pelosok penjuru dunia”.
Ditemui secara terpisah, Miftahurrohmah ketua PC. Fatayat NU Kudus mengatakan, “Hari Kebangkitan Nasional sebagai momentum kebangkitan kesadaran kaum santri di kota Kudus, yang dipelopori oleh ISNU dan Fatayat NU Kudus, pentingnya penguatan Kudus sebagai Kota Santri. Santri yang dimaksud merujuk pada Gus Mus adalah setiap orang yang tawadhu’ kepada Allah dan tawadhu’ pada orang alim”. Lebih lanjut ia mengatakan “harapan dari kegiatan ini adalah munculnya gagasan-gagasan pemikiran tentang penguatan Kudus sebagai Kota Santri yang kemudian menjadi komitmen bersama”.
Bertindak sebagai moderator, Miftahurrohmah, M.Sc.bersama H. Nur Said, MA dari STAIN Kudus mengemas acara ini menjadi perbincangan ringan, gayeng dan penuh kehangatan. Dengan selingan lagu dari JQH Asy Syauq STAIN Kudus, perbincangan oleh Main speaker maupun peserta Conference of Equality dalam menggali akar sejarah dan identitas Kudus Kota Santri, memaparkan tantangan dan sumbangan pemikiran terobosan-terobosan Kudus Kota Santri menjadi semakin semarak.
Hadir sebagai main speaker dalam acara tersebut H. Ahmad Hamdani, Lc. MA (Ketua MUI Kudus), Drs. H. Abdulhadi, M.Pd. (Ketua PCNU Kudus), Dr. H. A. Hilal Majdi, M.Pd. (Ketua PD. Muhammadiyah), Dr. M. Saekan, M.Pd. (STAIN Kudus), H. Umar Ali (Pengusaha), H. Akhwan, SH (DPRD Prov. Jawa Tengah), Hj. Sri Hartini, ST. (DPRD Prov. Jawa Tengah), Drs. H. Ilwani (DPRD Kabupaten Kudus), dan H. Ulwan Hakim, ST. (DPRD Kabupaten Kudus). Acara ini dihadiri pula oleh sejumlah jajaran pengurus harian PCNU, ketua MWCNU se-Kab. Kudus, Hj. Khumaidah (Ketua PC Muslimat Kudus), ketua-ketua Banom, dosen, mahasiswa, dan sejumlah tokoh lainnya seperti H. Asyrofi Masyitoh, H. Muhtamat, dan lain-lain.
Acara ditutup dengan penandatanganan pernyaaan sikap mendukung penguatan Kudus Kota Santri, dan foto bersama.
klikFakta.com/089